Purworejo - Kerajinan tas anyaman dari bahan plastik di sentra kerajinan tas anyaman plastik Tegalmiring di Desa Seborokrapyak Kec. Banyuurip Kab. Purworejo, telah berhasil menembus pasar ekspor.
Pemilik usaha kerajinan tas anyaman plastik Tegalmiring, Manut mengatakan, kebutuhan ekspor tas ini cukup besar dengan omset mencapai ratusan juta rupiah per bulannya. Selain memenuhi kebutuhan pasar di sejumlah daerah di Indonesia, tas anyaman plastik ini juga sangat diminati pasar luar negeri.
"Ekspor tas dilakukan, khususnya ke negara Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Korea. Permintaannya lumayan tinggi, terlebih Negara Jepang," ujar Manut.
Menurut dia, melalui 50 tenaga kerja yang dimilikinya, Manut mampu menghasilkan lebih dari 10 ribu buah tas plastik setiap bulannya. Sedangkan, rata-rata jumlah ekspor ke beberapa negera tersebut, hingga mencapai 7 ribu tas setiap bulannya.
Harga jual tas khusus untuk yang diekspor, berkisar antara Rp12 ribu hingga Rp180 ribu per 10 buahnya. Sementara untuk pasar lokal, di jual antara Rp6 ribu hingga Rp70 ribu per buahnya.
"Untuk memenuhi pasar lokal, dibutuhkan hingga 12 ribu tas setiap bulannya. Pasarnya ke berbagai kota besar di Indonesia," terang dia.
Omset penjualannya sendiri hingga mencapai ratusan juta Rupiah setiap bulannya. Namun ia mengaku masih kesulitan tenaga kerja yang terampil untuk memenuhi pesanannya. Terlebih saat musim tanam dan panen, merupakan saat sulit mendapatkan tenaga kerja.
"Biasanya kalau masa tanam dan panen, warga desa sekitar banyak yang bekerja di lahan mereka sendiri. Namun setelah itu, mereka balik lagi. Pekerja saya yang tetap berjumlah 50 orang," kata Manut
Usaha ini sendiri sudah berjalan sejak 5 tahun terakhir. Ide usaha ini justru berawal setelah Manut mengalami bangkrut di usaha sebelumnya
Awalnya, pengembangan bisnis ini terkendala modal. Ia mengaku telah berulang kali mengajukan bantuan kredit dan modal dari dinas terkait Pemerintah Kabupaten Purworejo, namun tidak pernah ada realisasi.
Berbekal dengan kegigihannya, ia terus berkarya dan mengikuti berbagai pameran. Kini usahanya telah menembus pasar luar negeri.
Untuk mengembangkan usahanya, pihaknya harus melatih sejumlah warga desa sekitar agar memiliki kemampuan bekerja membuat anyaman tas ini. Hal ini dilakukan karena proses usaha yang digelutinya cukup menjanjikan.
Pemilik usaha kerajinan tas anyaman plastik Tegalmiring, Manut mengatakan, kebutuhan ekspor tas ini cukup besar dengan omset mencapai ratusan juta rupiah per bulannya. Selain memenuhi kebutuhan pasar di sejumlah daerah di Indonesia, tas anyaman plastik ini juga sangat diminati pasar luar negeri.
"Ekspor tas dilakukan, khususnya ke negara Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Korea. Permintaannya lumayan tinggi, terlebih Negara Jepang," ujar Manut.
Menurut dia, melalui 50 tenaga kerja yang dimilikinya, Manut mampu menghasilkan lebih dari 10 ribu buah tas plastik setiap bulannya. Sedangkan, rata-rata jumlah ekspor ke beberapa negera tersebut, hingga mencapai 7 ribu tas setiap bulannya.
Harga jual tas khusus untuk yang diekspor, berkisar antara Rp12 ribu hingga Rp180 ribu per 10 buahnya. Sementara untuk pasar lokal, di jual antara Rp6 ribu hingga Rp70 ribu per buahnya.
"Untuk memenuhi pasar lokal, dibutuhkan hingga 12 ribu tas setiap bulannya. Pasarnya ke berbagai kota besar di Indonesia," terang dia.
Omset penjualannya sendiri hingga mencapai ratusan juta Rupiah setiap bulannya. Namun ia mengaku masih kesulitan tenaga kerja yang terampil untuk memenuhi pesanannya. Terlebih saat musim tanam dan panen, merupakan saat sulit mendapatkan tenaga kerja.
"Biasanya kalau masa tanam dan panen, warga desa sekitar banyak yang bekerja di lahan mereka sendiri. Namun setelah itu, mereka balik lagi. Pekerja saya yang tetap berjumlah 50 orang," kata Manut
Usaha ini sendiri sudah berjalan sejak 5 tahun terakhir. Ide usaha ini justru berawal setelah Manut mengalami bangkrut di usaha sebelumnya
Awalnya, pengembangan bisnis ini terkendala modal. Ia mengaku telah berulang kali mengajukan bantuan kredit dan modal dari dinas terkait Pemerintah Kabupaten Purworejo, namun tidak pernah ada realisasi.
Berbekal dengan kegigihannya, ia terus berkarya dan mengikuti berbagai pameran. Kini usahanya telah menembus pasar luar negeri.
Untuk mengembangkan usahanya, pihaknya harus melatih sejumlah warga desa sekitar agar memiliki kemampuan bekerja membuat anyaman tas ini. Hal ini dilakukan karena proses usaha yang digelutinya cukup menjanjikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar